Pekalah Wahai Hati




Kita tidak tahu siapa yang kini tengah mengagumi dalam diam, menyimpan rasa sendirian dan merindukan dari jauh di sudut hati kecilnya.

Kita juga tidak tahu siapa yang sekarang diam-diam menangis, terluka, marah dan kecewa atas sikap buruk yang sengaja atau tidak sengaja telah melukai perasaannya.

Oleh karena ketidak tahuan, keterbatasan dan kebodohan sebagai makhluk maka belajar dan latihlah untuk meminimalisir itu semua. Bantu mereka agar tidak merasa rindu, mengagumi, menangis atau memendam rasa duka karena sikap dan tingkah kita.

Memang benar bahwa kita tidak bisa memantau hati dan pikiran orang lain, tapi kita bisa mengendalikan sikap dan hati kita. Mana yang pantas untuk dilakukan atau tidak. Mana yang pantas untuk diterima atau dilupakan.

Memang benar bahwa kita tidak bisa menyaring ucapan yang keluar dari mulut orang lain, tapi kita bisa menyaring ucapan mana yang akan masuk ke telinga kita. Bisa kita pilih, mana yang pantas didengar dan mana yang berhak untuk diabaikan.

Hati ada untuk menerima, tapi hati juga diberadakan untuk memilah dan memilih mana bagian yang bisa menetap atau pergi dan menghilang. Yang jika baik maka terima, jika tidak maka hempaskan saja.

Ragamu, jiwamu, sudah teramat panjang mengarungi langkah ini. Sedikit saja, berikan hati dan pikiranmu untuk sejenak bebas dari segala kegelisahan, rasa takut, amarah dan segala prasangka yang akan menggerogoti jiwa. Bebaskan dan bahagiakan jiwa ragamu.

Terkadang berpura-pura acuh adalah jalan terbaik di saat kondisi yang rumit. Pura-pura tertawa, padahal hati sedang tidak baik-baik saja. Pura-pura tidak peduli, padahal begitu simpati. Tidak baik memang, namun mendidik hati dan pikiran agar seimbang berjalan adalah sebuah keharusan. Berpura-pura atau tidak, tetaplah lakukan yang terbaik meski dengan cara ter-unikmu.

Seringkali kita berharap mendapat perlakuan yang terbaik, tapi lupa memberikan sikap dan tutur kata yang baik. Padahal tidak begitu hukumnya, tidak ada menerima sebelum memberi. Maka berilah ucapan yang baik, bersikaplah yang ramah kepada siapapun tanpa harus berpikir dua kali. Lalu biarlah balasannya Sang Pencipta yang akan menghadiahinya.

Merenung dan menjauhkan diri dari keramaian, lalu berduaan dengan Sang Rahman dalam doa adalah jalan terbaik bagi hamba yang merasakan kehampaan atau mendambakan cinta dari Rabbnya. CintaNya tidak ada kepalsuan dan kepura-puraan. PadaNya setiap hamba diajarkan seperti itulah cinta sejati, Cinta Rabb kepada hambaNya.

Adalah kekeliruaan jika saat ini Dia sedang menghukum. Sebab kita selalu digoda oleh setan dan kawan-kawannya untuk berprasangka buruk terhadapNya yang bahkan cintanya unlimited, tanpa batas kepada hambaNya. Sekalipun sang hamba durhaka dan sering menyakitiNya.

Dia tidak menghukummu. Dia hanya merindukanmu sebab kau sudah lama tak bermanja-manja di sepertiga malamNya. Dia hanya merindukanmu sebab kau terlalu asik dengan duniamu yang penuh fatamorgana tapi sanggup menghanyutkan dirimu di dalamnya. 

Dia merindukanmu sebab panggilanNya tak segera kau tunaikan. Dipanggil kau tak langsung menyahut dan berlari menghampiri, jadi Dia kirimkan cara yang tak biasa seperti ini demi engkau agar segera kembali bermesraan bersamaNya dalam sujud dan doa-doa panjang.

Sudah merenung, tapi tetap saja merasa hampa? 
Ini pasti ada yang salah. Pergilah ke bengkel hati bernama Shalat. Temuilah pemiliknya, Tuhan Pencipta Alam. Sebab dunia telah membuatmu amnesia sementara, hingga kau lupa kini menjadi tamunya siapa dan untuk apa bertamu saat ini di sebuah tempat bernama dunia.

Lelah ya harus berjuang? Tentu. Tapi segala perjuangan tidak ada yang sia-sia. Percayalah, semua perjuanganmu entah yang baik atau buruk akan ada balasannya. Meski tidak langsung, tapi nanti pasti akan diberi. Tidak hari ini, mungkin besok, lusa, minggu depan atau nanti di saat kau benar-benar sudah lupa. Ingat, bukan hanya kamu yang kini berjuang, semua orang merasakannya. Kita berada di garis yang sama, berjuang di dunia.

Terkadang kamu merasa penat, lalu termenung dan menyadari hiruk pikuknya dunia telah mengisi hati dan pikiran? Mungkin kamu terlupa dengan yang abadi, namanya akhirat.

Pernahkah kamu merasa sesak, karena harapan ditimpakan kepada makhluk? Padahal sebuah kepahitan nyata jika manusia berharap kepada manusia, tapi tidak berharap kepada Rabbnya. Ditimpa kekecewaan untuk menyadarkan bahwa yang sebenar-benarnya pantas diharapkan adalah keridhoan dariNya.

Dan untuk kamu yang membaca ini, satu hal yang harus kamu sadari. Umurmu, waktumu, hartamu dan kesemuanya kelak akan dipertanggung jawabkan. Kita semua hanya sedang membuat laporan dan kitalah penulisnya yang kelak akan disidang dan dipertanyakan. Maka manfaatkanlah umur, waktu dan harta yang kamu punya di jalan terbaik. Apalagi yang dicari jika bukan ridho Illahi? Lakukanlah yang terbaik dengan jalan yang paling kamu suka dan kamu mampu. Setiap orang berhak untuk menempuh jalannya. Teruslah melangkah dengan caramu dan jadilah hamba terbaikNya.

Kekasih selalu punya cara untuk mendapatkan perhatian orang yang dicintainya. Seperti itu juga, Penciptamu selalu punya cara untuk mendapatkan perhatianmu kembali, dengan versi terbaiknya. Sebab ia begitu amat mencitaimu. Meski kerap kali kau campakkan perintahNya. 

Maka, pekalah wahai hati…. 
Allah merindukan munajat doamu!
Sudah ya jangan abai lagi, Dia amat mencemburui hati yang berpaling dariNya.





0 comments

Promo Gajian Januari 2019