Mainkan Peran atau Berhenti Membandingkan!




Mentari mulai menampakkan wajahnya di ufuk Timur. Sang Surya yang banyak dinantikan penduduk Bumi akan sinar dan kehangatannya tersenyum cerah. Sambutan hangat dilemparkan oleh setiap makhluk yang melihatnya.

Akan tetapi, ketika berganti waktu, sang Mentari termenenung. Ia akan pergi sebentar ke peraduannya. Ia khawatir, penduduk Bumi justru lebih senang saat ia tenggelam di ufuk Barat dan digantikan oleh  kedatangan Bulan dan Bintang.

"Aku cemburu pada Bulan dan Bintang. Mereka pasti sangat dikagumi keindahannya oleh mereka. Sedangkan aku? Aku hanya bisa bersinar saja. Tapi karena pancaran cahayaku, tidak semua mata bisa melihat perjuanganku." Ucap Mentari dalam hatinya. Ia pun tenggelam dan beristirahat sejenak.

Selepas tenggelamnya Sang Surya yang gagah perkasa. Kini, waktunya Bulan dan Bintang mengambil tugasnya. Menyinari malam dan mengindahkan langit raya.

"Bulan, alangkah beruntungnya Matahari. Hadir di saat penduduk Bumi beraktifitas. Semua makhluk bisa melihat keberadaan dirinya, pancaran sinarnya dan kehangatannya. Sedangkan kita? Siapa yang menyambut kedatangan kita di saat semua orang beristirahat di tempatnya sendiri?" Curhat sang Bintang.

"Wahai Bintang, ketahuilah kita tidak perlu cemburu padanya. Kenapa? Karena justru dia cemburu kepada kita berdua. Sudahlah.. Jalankan tugasmu dengan baik.. Teruslah bersinar tanpa merasa jenuh. Sebab parasmu dan kemilaumu dari bawah sangat mengagumkan."

Mendengarnya Langit tersenyum. Dalam diam ia berujar, "Wahai Matahari, Bulan dan Bintang. Seandainya kalian tahu satu hal, tidaklah kalian dihadirkan untuk saling melengkapi satu sama lain. Kalian saling menutupi dan menjaga. Kalian saling terikat walau kerap tidak bertemu. Namun, peran dan hadirnya kalian sungguh berarti untuk mereka, para penghuni dunia."

"Kala Pagi hingga Petang, Matahari terus memberikan yang terbaik dalam perannya. Begitupun kala Malam, kalian menghadirkan semburat cahaya yang membuat indah cakrawala."

"Peran Matahari sangat berarti. Peran kalian pun sungguh berharga. Tidak lantas kalian saling melempar cemburu dan saling menuding bahwa yang lainlah yang paling beruntung. Kalian sama meski tidak serupa. Kalian sama-sama benda angkasa, meski dengan peran dan jadwal yang berbeda. Tapi tugas kalian seri yaitu memainkan peran tanpa harus melihat peran yang lainnya."


Pernahkan merasakan hal yang sama? Berada di posisi antara Matahari atau Bulan dan Bintang?

Merasa bahwa yang lain lebih baik. Lebih beruntung dari segala hal. Lebih bahagia dari berbagai sudut.

Sedangkan diri? Merasa seperti itu saja. Seakan tak berarti.
Stop, berhenti membunuh kapasitas diri secara perlahan. Tidak ada lagi yang paling menyakitkan di dunia ini jika kamu kehilangan rasa percaya terhadap diri sendiri!

Omong kosong. Bagaimana orang lain akan percaya kepadamu, jika kamu sendiri tidak pernah percaya terhadap kemampuanmu?

Mengapa kamu harus fokus kepada kelemahan, padahal telah Allah berikan kelebihan dan banyak kemampuan?

Sejatinya kekalahan terbesar dalam hidup adalah saat diri fokus pada kelemahan, tapi lupa mengoptimalkan kelebihan.

Berhenti MEMBANDINGKAN, dan mulailah MENGAMBIL PERAN.

Rumput tetangga memang hijau, tapi mana tahu itu rumput sintetis? 
Kenapa harus menengok kebun tetangga, jika kebun sendiri pun bisa dihijaukan?

Analogi kebajikan dalam hidup adalah mengambil dan mengoptimalkan peran sendiri untuk terus melakukan yang terbaik.

Orang tidak akan mengenalmu sebagai siapa, tapi mereka akan mengenal dari apa peranmu untuk kehidupan ini.

Namamu boleh bagus, tapi tidak pernah mengambil peran. Lantas siapa juga yang mengenalnya?

Tapi, ada yang namanya sangat sederhana. Hanya terdiri dari tiga suku kata. Namun karena perannya untuk sesama, maka sosoknya  akan dikenal bahkan diperbincangkan seluruh semesta.

Perbuatan terpuji di dunia ini melimpah ruah. Tinggal kamu pilih melakukannya dengan peran apa dan bagaimana. Sebab, setiap orang itu memiliki karakter yang unik dan akan istimewa dengan perannya yang dibawa.

Sudah ya, jangan lagi membandingkan dirimu dan peranmu dengan orang lain. Semua jelas berbeda. Kamu langit dan dia bumi. Berbeda tapi bersatu dengan tujuan yang sama. Kalian berbeda peran dan kemampuan tapi kalian memiliki tujuan yang sama yaitu berlomba mengejar kebaikan. Semua akan bergerak sesuai kadar kemampuannya dan mampukanlah dengan jalanmu.

Berhentilah berpikir untuk menjadi sepertinya, jika menjadi diri sendiripun kamu akan jauh lebih bermanfaat untuk sesama.

Ketenangan dan kebahagiaan tidak bisa dibeli. Namun kedua hal itu bisa kamu ciptakan sendiri dengan memilih jalan yang sesuai dengan hati, firman Illahi dan juga sabda Nabi.

Yang tenang. Yang bahagia.  Jangan sampai kadar cemasmu membuatmu lupa bahwa disepersekian menit dan detiknya hidupmu adalah anugerah terindah dariNya.

Belajarlah menghargai diri sendiri, sebelum berpikir untuk menghargai orang lain. Sesekali ego itu penting, agar tidak ada pemikiran layaknya pikiran seorang pecundang.

Ganti “Sungguh beruntung dia…” dengan “Alangkah beruntungnya dan bahagianya hidupku. Dengan keberuntungan dan kebahagiaan yang aku miliki, semoga aku bisa terus berperan untuk berbuat baik dengan cara yang aku mampu..”

Jadi, Mainkan Peran atau Berhenti Membandingkan!


0 comments

Promo Gajian Januari 2019