5 Kesalahan Fatal Pejuang Konten Yang Sering Berulang



Haloooo, para pejuang konten!

Yes, akhirnya author kembali lagi menyambut kalian semua di blog tercintah ini.


Oke, kali ini author akan bicara tentang konten. Mungkin sebagian besar dari kamu yang membaca ini adalah para pejuang dan pemuja konten. Orang-orang yang nyaris sebagian waktunya berkutat di depan layar laptop atau smartphone, berjubel dengan deadline dan target serta memiliki ide-ide kreatif yang nyaris dikatakan aneh karena rela berbuat hal di luar kewajaran demi hasil yang maksimal.

Ehey…

Tapi kamu tahu ngga, sih?

Dari sekian banyak yang dilakukan pejuang konten, beberapa hal ini mungkin sering terjadi dan bahkan terus berulang. Padahal bila dilakukan cukup fatal, lho!

Apa saja kesalahan yang sering dilakukan oleh pejuang konten?

Cekidut, eh cekidot!

Pertama, tidak melibatkan perasaan

Ngga tau ini terlihat lebay atau ngga di mata kamu. Tapi perlu diketahui, konten terbaik bukanlah konten dengan durasi panjang atau durasi pendek. Bukan juga tentang pemilihan warna, karakter, font, size, dan segala perintilannya. Itu sih hanya pemanis saja. Pada dasarnya, konten terbaik adalah konten yang melibatkan perasaan. Melibatkan isi hati pembuatnya. Dibuat dalam keadaan mood terbaik, bukan terbalik. Dalam keadaan pikiran tenang, bukan pikiran yang tegang. Saat hati merasa aman, bukan merasa terancam.

Sayangnya, sebagian pejuang konten banyak yang tidak melibatkan perasaannya saat membuat atau memproduksi karyanya. Tahu pikiran ngga karuan, tapi siang malam kebut konten demi kejar tayang. Alhasil, apa yang terjadi?

Konten akan lahir, tapi tanpa nyawa. Karena tidak ada feel atau perasaan si pembuatnya. Isinya mungkin berdurasi cukup lama, tapi pesannya? Mungkin kosong bahkan tidak ada. Hanya berlalu dengan narasi sekian ratus kata, tapi hampa tanpa rasa. Hanya tercipta backsound yang ala kadarnya. Ah, bagaimana kontenmu bisa diterima oleh hati pembaca atau pendengarnya? Jika hatimu pun tak dilibatkan di sana.

Kedua, enggan untuk memperkaya diri dengan bacaan


Setiap pejuang konten pasti tahu, segala sesuatunya pasti membutuhkan konsep yang matang. Tidak bisa setengah-setengah, karena akan berimbas kepada hasil yang tidak matang. Telor kali ah. Jadi gini, kalau penulis itu kan memproduksi tulisan, dong? Iya. Nah tulisan itu kan berisi kata-kata, pastinya butuh asupan kosa kata yang cukup, setidaknya hal-hal mendasar.

Sayangnya, tidak semua pejuang konten mau menyadari itu. Dia hanya memproduksi, tanpa mengisi nutrisi otak dan hati. Ya, ibarat kendaraan aja. Habis digunakan, terus diisi bensin biar ada bahan bakarnya. Iya, biar bisa hidup.

Begitu juga bagi pejuang konten, content creator atau apapun itu! Mau itu blogger, desainer, illustrator, videographer, fotographer, you tuber, podcaster dan kawan-kawannya, perlu banget buat baca. Kosongin gelas, isi dengan air biar berisi. Kosongkan dan buka pikiran, untuk mengisinya dengan bacaan.

Sebentar ngga masalah. Asal rutin. Karena konsistensi itu penting. Helloooo, gimana mau memiliki konten yang berisi, kalau ngga diberi nutrisi? Eh, maaf kalau ngegas. Wkwk

Ketiga, kurang peka terhadap apa yang ada di sekitar


Cukup dia aja yang ngga peka. Kamu jangan! Eh, apaan sih!

Kesalahan selanjutnya yang sering dilakukan pejuang konten adalah terlalu sibuk mencari hal-hal yang tidak ada di depan mata, tapi mengabaikan apa yang ada di pelupuk mata. Ada banyak ide di sekitar rumah, tapi malah mencari ide sampai ke rumput tetangga. Padahal, ada banyak ide berserakan yang sebenarnya ada di sekitar kamu. Sayangnya, kamu aja yang ngga peka. Capek deh!

Sayang dong, waktu kamu habis untuk memikirkan hal-hal besar, tanpa memulai untuk mengembangkan hal-hal kecil. Oke, contohnya gini, kalau kamu seorang illustrator dan saat ini pusing untuk membuat ilustrasi apa, maka lihatlah apa yang paling terdekat dari tempatmu berada. Lihatlah sekitar. Pekalah terhadap hal-hal sekecil apapun itu. 

Bukannya bisa membuat illustrasi adik yang menumpahkan susu, ibu yang sedang menjahit, kucing yang sedang tertidur atau bisa membuat illustrasi saat butiran hujan membasahi jendela kamarmu?

Ada yang dekat, tapi seringkali tidak terlihat penting. Padahal jika dikembangkan, kualitas kontenmu akan lebih unggul dan bernilai tinggi. Percayalah, peka terhadap sekitar bisa menjadi jalan betapa mudahnya kontenmu tercipta.

Keempat, terlalu sibuk meniru gaya orang lain


Ini dia PR yang bikin pusing tujuh keliling, pak bu!

Capek loh kalau setiap konten selalu ingin seperti punya si A, si B atau si C. Di saat yang lain membangun personal brandingnya, kamu masih saja meniru sepertinya. Meniru boleh, tapi tirulah dengan cerdas. Ambil yang dirasa perlu namun modifikasi sesuai kemampuanmu.

Kamu ingin jadi videographer  seperti A, padahal kemampuanmu bisa melebihi si A. Ingin meniru gaya bicaranya, padahal gayamu memiliki ciri khas tersendiri. Bukankah akan selalu begitu? Rumput tetangga akan terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri?

Semoga kamu paham, kalau setiap orang punya keunikannya masing-masing. So, stop meniru gaya atau konten orang lain, kalau kamu sendiri bisa menghasilkan konten unik, menarik dan berkualitas juga kok! Tentunya dengan versimu sendiri, ya.

Kelima, kurang mengaitkan konten dengan Pemilik Kerajaan

Inget, kita ini punyanya Allah SWT. Kemampuan, bakat, potensi dan segala kelebihan itu bersumber dari Sang Pencipta. Hakikatnya kita ini makluk hina dan bodoh, ngga tahu apa-apa. Terus Allah SWT berikan otak untuk berpikir, berikan perasaan untuk merasa dan peka, dan segala macam halnya yang begitu sempurna. Lantas jika kamu bisa menghasilkan suatu konten yang dirasa cukup membanggakan, ketahuilah itu bukan murni dari hasil kerja kerasmu, tapi ada campur tangan Allah di dalamnya.

Hasil fotomu, videomu, tulisanmu, rekaman suaramu bagus? Itu sih bukan kebetulan, tapi memang sudah Allah berikan jalannya demikian. Inget, ada peran Allah SWT yang begitu besar dalam hidupmu, dalam takdirmu, juga dalam kontenmu. 

Ngga mungkin kan, kamu tiba-tiba kepingin nulis ini itu, kalau bukan Allah SWT yang ngegerakin hati?  

Ngga mungkin kan, tiba-tiba pengen jepret dan ambil foto ini itu, kalau bukan Allah SWT yang ngendaliin hati?

Bahkan untuk sekedar membuat konten hiburan pun, jangan lupa kaitkan dan hubungkan kepada Khaliq, minta agar orang-orang yang melihat atau membacanya merasa terhibur dan senang saat melihat kontenmu. 

Ya, begitulah hidup. Segalanya harus dikaitkan dengan Pemilik Kehidupan, Dzat Agung Lagi Mulia, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sebelum buat konten, setelah buat konten, bahkan ketika buat konten. Pastikan kamu udah menyinkronkan hati dan pikiranmu kepada Rabb. Kepada Allah. Biar jalannya mudah. Ngga stuck di tengah jalan. Juga sebagai pembuka jalan keridhoan.

Pokoknya kalau setiap kontenmu melibatkan Pemilik Kerajaan, beuh, nikmat banget. Totalitasnya bukan lagi buat dunia, tapi juga berharap keridhoanNya. Indah banget rasanya.

Ngga percaya? Yaa… Author sih ngga bisa maksa. Tapi kamu coba dulu, deh!

Oke, cuap cuapnya segini dulu ya…

Semoga buat kamu para pejuang konten bisa melahirkan konten-konten yang TOP. Bukan hanya TOP di mata manusia, tapi juga di mata Penciptanya.

See u, Guys!


0 comments

Promo Gajian Januari 2019