Tak bisa dipungkiri lagi bahwa
tren ekonomi digital sedang bergerak pesat saat ini. Para pegiat ekonomi
digital di Indonesia dari waktu ke waktu terus merangkak tajam. Tentunya perkembangan ini juga didukung dengan majunya bidang teknologi dan informasi yang seakan
mendorong para pelaku bisnis berlomba-lomba untuk menunjukkan inovasi dan
perkembangan bisnisnya kepada khalayak.
Apalagi berdasarkan data survey
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet pada tahun
2018 mencapai 64,8% dari 246,16 juta jiwa dari total jumlah penduduk Indonesia
yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Itu artinya lebih dari setengah
penduduk di Negara ini adalah pengguna aktif internet. Jika merujuk dari data
yang ada tentu ini merupakan angin segar bagi para pelaku usaha serta pebisnis
digital di Indonesia.
Di tahun sebelumnya 2018, negara
yang kaya akan rempah-rempahnya ini bahkan telah mencapai nilai 27 miliar dollar AS, yang kemudian disusul oleh
Thailand di angka 12 miliar. Tentu ini menjadi prestasi, tantangan sekaligus
peluang dalam bidang ekonomi digital di Indonesia. Alhasil, setiap orang yang
menyadarinya tentu akan bersegera untuk menjadi salah satu dari jutaan pelaku
ekonomi digital saat ini.
Tak hanya sampai disitu. Bahkan tahun
2025 diperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia bisa mencapai 100 miliar USD.
Tentunya pertumbuhan pasar ekonomi digital yang terjadi di Indonesia merupakan
poros ekonomi yang tercepat di antara negara lainnya di Asia Tenggara. Bahkan,
pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai 100 miliar dollar AS ditahun 2025.
Mendapati hal tersebut, Connect
2019 hadir sebagai konferensi yang menghubungkan antara pelaku digital Indonesia,
investor, korporasi, startup hingga perusahaan untuk bertemu, berkumpul dan terhubung
menjadi satu pada 30-31 Oktober 2019 di Jakarta Convention Center.
Melalui Connect 2019 ini para
investor dan perusahaan bisa bertemu dengan startup juga technopreneur sehingga
bisa saling berkolaborasi di Business Matchmaking. Bahkan ini juga menjadi
waktu yang tepat bagi perusahaan untuk memamerkan produk inovasinya di
Technology Showcase.
Gambar 2: Berbagai produk aksesoris startup di area Connect 2019 |
Gambar 3: Stand-stand para pelaku bisnis online dan corporate di area Connect 2019 |
Bukan hanya ajang business matchmaking
dan technology showcase saja, Connect 2019 juga menghadiri para pembicara
handal dari mulai pejabat, pemerintahan, hingga para pelaku bisnis digital yang
telah berpengalaman di bidangnya. Para speakers berbagi ilmu dan pengalaman seputar
tren ekonomi digital baik makro ataupun mikro, sekaligus berbagi tips dan
rahasia sukses mereka dalam mengembangkan bisnisnya. Tentunya kehadiran Connect
2019 ini menjadi wadah yang tepat bagi para pelaku usaha baik untuk mendapatkan
wawasan serta insight yang menarik untuk mengembangkan diri sekaligus bisnis
yang dijalani saat ini langsung dari para expert.
Open gate dibuka mulai pukul
09.00 WIB. Kebetulan saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri hari kedua Connect
2019 pada 31 Oktober. Setelah menukarkan tiket, barulah saya mendapatkan akses
masuk berupa ID card beserta tote bag dan isinya.
Gambar 4; ID Card beserta tote bag Connect 2019 |
Tidak kalah dengan hari pertama,
pada hari kedua pun topik beserta para line up nya tidak kalah menantang. Ada beberapa
sesi yang semuanya memberikan insight yang sangat menarik untuk didengar juga
dipraktekkan bagi para pelaku ekonomi digital, khususnya Milenial yang tertarik
dan ingin tahu seputar perkembangan bisnis digital yang terjadi di Indonesia
saat ini.
"Synergetic collaboration among
corporates, startups, SMEs & Government"
Sesi pertama ini dimulai pukul 10.00-11.00 WIB dengan pembicara yang sangat ahli di bidangnya, di antaranya ada: Agung
Bezharie Hadinegoro (Co-Founder/ CEO Warung Pintar), Joddy Hernady (EVP Digital
& Next Business Telkom Group), Hery Sofiaji (AVP Micro Development and
Agent Banking Group, Bank Mandiri (Persero) tbk), Juliana Cen (Small & Medium
Business Lead Microsoft Indonesia).
Pembicara pertama dimulai oleh Hery
Sofiaji selaku AVP Micro Development and Agent Banking Group, Bank Mandiri
(Persero) tbk. Pak Hery mengatakan bahwa Q12 ini bank Mandiri telah
mengeluarkan dana kurang lebih 120 T melalui bank konvensional. Bahkan beberapa
perusahaan yang sudah bekerjasama di antaranya ada Crowde, Koin Works, dan
Bukalapak. Ia mengatakan bahwa bagi individu yang punya usaha bisa diakomodasi
oleh bank Mandiri sebagai superlender. Selain itu bank Mandiri juga memberi
modal (yang bukan pinjaman kepada beberapa fintech sehingga diharapkan bisa
membantu UKM, baik dari sisi fintech/pemodalannya.
Kemudian, pembicara kedua adalah Joddy
Hernady selaku EVP Digital & Next Business Telkom Group. Ia menuturkan bahwa
BUMN punya usaha untuk membangun rumah BUMN dalam membina UMKM. Karena UMKM
adalah pendorong ekonomi Indonesia. Bahkan hingga saat ini ada hampir 50%
program yang terus berjalan di tiap tahunnya, termasuk perkembangan lokomotif
sebagai industry digital di Indonesia.
Bahkan dengan kesungguhannya
dalam mendukung UMKM, Telkom group menjadi inkubator bisnis di beberapa kota,
seperti Jakarta, Bandung, Jogja, dan Makassar. Inkubator bisnis ini sebagai
program yang didanai, dimentoring sekaligus dibimbing oleh Telkom group. Hingga
saat ini, mereka terus mencari startup digital supaya bisa dibimbing dan
diberikan program mingguan sebagai training untuk edukasi dalam mengembangkan
bisnisnya.
Pembicara ketiga datang dari Agung
Bezharie Hadinegoro selaku Co-Founder/ CEO Warung Pintar. Ia sendiri menyadari
bahwa pentingnya membangun bisnis didasari atas kepekaan yang dialami oleh calon
konsumen. Melihat hal yang terjadi di masyarakat tentang usaha 98% dikuasai
oleh usaha mikro di Indonesia. Namun, meski usaha mikro mendominasi pada
kenyataannya usaha kecil dan menengah tidak berkembang dengan baik. Banyak hal
yang perlu diperbaiki baik segi kualitas ataupun kuantitasnya.
Menurut founder Warung PIntar,
Agung Bezharie menyatakan bahwa usaka mikro ini tidak berkembang karena masalah
pada akses. Baik akses edukasi, produk juga akses business modelnya. Seperti pencatatan
yang masih ditulis lewat kardus toko, tidak bisa mendapat pinjaman, dan masalah
teknis lainnya. Untuk itu melihat tantangan juga peluang tersebut, Warung
Pintar hadir untuk mendorong para pemilik warung agar tetap eksis di bisnisnya.
Sehingga bisa bersaing dengan minimarket yang tersebar luas saat ini.
Sesi ini dimulai pukul 13.30-14.15 WIB dengan pembicara Nelsen Liu (VP Marketing
Fabelio). Mungkin sebagian dari Anda
penasaran apa itu Fabelio? Fabelio ini adalah sebuah brand yang dikenal dalam penjualannya di bidang furniture.
Berbicara tentang online atau offline store, Nelsen Liu selaku VP Marketing Fabelio menuturkan bahwa keduanya sama-sama penting. Bahkan offline store itu dibutuhkan untuk customer sebagai validasi bisnis. Selain itu, manfaat adanya offline store adalah untuk menyimpan dan meletakkan produk di showroom dan tempat transit produk yang dikirim dari gudang.
Berbicara tentang online atau offline store, Nelsen Liu selaku VP Marketing Fabelio menuturkan bahwa keduanya sama-sama penting. Bahkan offline store itu dibutuhkan untuk customer sebagai validasi bisnis. Selain itu, manfaat adanya offline store adalah untuk menyimpan dan meletakkan produk di showroom dan tempat transit produk yang dikirim dari gudang.
Tak kalah pentingnya dengan
offline store, online store juga penting untuk dibangun para pelaku bisnis. Namun
tugas pelaku bisnis online harus memahami tentang kepercayaan customer kepada
bisnis Anda.
Meskipun Fabelio memiliki kedua
tempat (offline dan online store) namun profit justru lebih banyak dari offline
(showroom). Dengan alasan karena furniture butuh banyak pertimbangan untuk
membelinya, customer juga ingin melihat dahulu apakah furniture tersebut cocok
atau tidak dengan desain dan kondisi rumah, bahkan tak sedikit customer yang datang
hanya ingin konsultasi seputar furniture yang nyaman dan pas untuknya.
Selain itu pelaku bisnis juga
harus memiliki strategi, bila perlu gantilah strategi dengan menyesuaikan
situasi market sehingga dengan begitu akan tahu strategi mana yang bisa
diberlakukan. Pastinya perubahan strategi bisnis ini juga sangat mungkin
terjadi karena itu adalah hal lumrah.
Ada 3 hal terkait perubahan, di
antaranya knowledge, accept, dan adjust. Nah,biasanya start up itu akan
berhenti atau mati lantaran dua hal. Entah karena uangnya habis atau sang founder menyerah menjalankan bisnisnya.
“Tips for SMEs on Increasing Profits
Through Social Media”
Sesi ini dimulai pukul 14.15-15.00 WIB dengan narasumber
handal yaitu Fariz Egia Gamal atau bro Gamal (Owner Mister Brewok) dan Ridho Khusnul Fadhil atau bro Ujang (CEO Humblezing).
Gambar 8: Sesi pembicara owner Mister Brewok, Bro Gamal |
Ia menuturkan sebelum menentukan
strategi market yang tepat, kita harus siapa target market
kita sehingga nanti cara untuk memasarkan produk bisa disesuaikan. Sehingga tidak
jadi boros budget dan pastinya lebih tepat sasaran. Selain itu,ia juga
memanfaatkan konten youtube dengan upload tiap bulan dengan 10 konten, mix antara produk dan skincare.
Tidak berbeda dengan owner Mister
Brewok, Ridho selaku CEO Humblezing juga menjelaskan bahwa ia lebih memilih
online store. Karena kalo offline store butuh cost yang banyak. Seperti biaya
sewa, listrik, air dan sebagainya. Tak heran jika ia meningkatkan penjualan
fashionnya melalui akun media sosial, seperti Instagram.
Selanjutnya sesi QNA atau tanya jawab dengan rincian sebagai berikut:
1. Apa tips agar bisnis kita
dekat dengan follower?
Owner Mister Brewok mengatakan bahwa
agar mendekatkan diri dengan customer adalah menggunakan joke dan give away
untuk meningkatkan daya tarik follower sehingga algoritma bisa dikalahkan.
Sedangkan menurut bro Ujang
selaku owner Humblezing, dengan
memanfaatkan fitur IG story, seperti question untuk meningkatkan engagement
sekaligus semacam survey untuk bisnis yang dijalaninya.
2. Kapan waktu yang tepat untuk paid
promote?
Menurut mereka yaitu mulai dari
sekarang, namun jangan lupa untuk tetap memaksimalkan konten, baik foto, video,
caption dan sebagainya untuk meningkatkan engagement dan penjualan. Setelah itu
barulah ngeboomingnya dengan paid promote.
3. Perlukah feed instagram
dirapihkan?
Perlu sebagai etalase toko dan
untuk membuat tertarik follower. Namun jangan lupakan untuk meningkatkan
kualitas konten serta foto produk.
4. Bagaimana toko offline dalam
berjualan agar bisa bersaing dengan competitor?
Bro gamal (Owner Mister Brewok)
menjawab bahwa kita itu berjualan bukan produknya, tapi ngomongin value dan
sisi sosialnya. Tentang keuntungan dan sisi pengalaman setelah menggunakan
produknya.
Bro ujang (Owner Humblezing)
menjawab bahwa harus offline store agar bisa bersaing dengan competitor adalah
menunjukkan visi misi toko offline itu dibuat. Misalkan café dibuat sebagai
tempat nongkrong bagi anak muda. Selain itu juga riset dahulu target marketnya
seperti apa dan tentukan jangkauannya.
5. Perlukah mengendorse orang untuk
jualan produk? Ada yang perlu dan ada yang tidak.
6. Apakah komunitas bisa memperbesar
untuk meningkatkan penjualan? Ya, bisa. Namun tidak semua komunitas bisa
membantu untuk meningkatkan penjualan. Pastikan komunitas tersebut memang cocok
dengan produk kita.
Tentang engagement konten dalam
media sosial menurut Bro Gamal dan Bro Ujang.
Bagi bro Gamal (Owner Mister
Brewok) mengutip dari petuah sang guru “Media sosial itu tempat kamu untuk
bersosial, bukan tempat untuk komersial.”
Bagi bro Ujang (Owner Humblezing)
menyatakan bahwa sosial media sangat bersar pengaruhnya untuk mencari customer
yang potensial. Namun perlu diingat bahwa produk kita harus bisa memberikan
solusi bagi customer.
Berikut ini tips untuk
meningkatkan profit di media sosial, yaitu:
Positioning, customer behavior,
sosial media juga jangan jualan mulu tapi tingkatkan juga sisi sosialnya.
seperti memuat konten tentang cerita-cerita.
Yap, oke seperti itulah kegiatan Connect 2019 beserta keseruannya pada hari kedua kegiatan Connect 2019 pada hari Kamis 31 Oktober 2019.
Semoga review ini bisa bermanfaat dan bisa teman-teman praktekkan untuk meningkatkan ekonomi digital di Indonesia.
Special thanks to: Mba Clara, Mba Wawa Raji, Mba Fanny, Blogger Crony dan Connect 2019 atas kesempatan, undangan dan semua ilmu bermanfaatnya! Big thanks :)
Referensi:Instagram Connect 2019 [@connectindonesia_]
Foto: Dokumentasi pribadi
0 comments