Siaga Satu Akhlak dan Adab

Siaga Satu Akhlak dan Adab

Bismillahirrahmanirrahim

Tulisan kali ini kurang lebihnya akan membahas tentang garis besar adab dan akhlak yang mana merupakan kesimpulan dari kajian bersama Ustad Oemar Mita, Lc. Acara ini diadakan pada hari ini, selasa, 19 Februari 2019, pukul 09.00-10.30 WIB. Berhubung lokasinya di Masjid Baiturrahman, Kemang Pratama 3 Bekasi, Alhamdulillah masih terjangkau untuk berangkat walau mepet-mepet dengan mulainya acara.  Hohoho.

Oke, langsung aja ya, berhubung ini resume kajian jadi ya paling isinya hanya beberapa ratus kata aja. Sedikit ko, so pastikan kamu baca sampai tuntas. Kalau sambal ngopi atau ngeteh juga boleh.

Yuk, kita mulai…
Sebagai manusia dan sebagai umat muslim tentu kita menginginkan hasanah atau kebaikan di akhirat, bukan? Namun syarat agar mendapat ‘hasanah’ akhirat, kita harus bisa mendapat ‘hasanah’ di dunia.

Nah salah satunya dengan kita menuntut ilmu. Dan perlu kamu ketahui bahwa Ilmu itu menyatukan, lho!

Jika selama ini pernah terbersit dalam hati kita saat mendengar ceramah atau kajian missal dengan tema A, lalu dalam hati berkata, “Nih seharusnya kajian ini didenger sama si A, dia kan berbuat kaya gini.” Kalau pernah terbersit kaya gitu itu salah, lho! Karena pada hakikatnya ilmu itu ditunjukkan untuk kita, bukan untuk orang lain. Sebab kita itu bukan Nabi. Bukan Rasul. Kita ini manusia biasa yang tidak ma’sum (yang terpelihara dari dosa).

Nah, mengapa kajian kali ini mengambil tema tentang siaga satu akhlak dan adab?


Ada 2 alasan mengapa kajian kali ini membahas itu.


1.Saat ini di masyarakat ada 2 kubu yang ekstrim:


a.Pertama, kubu yang selalu mengatakan akhlak tapi dia tidak mengatakan tanpa ilmu. Bagi mereka yang berada di kubu ini yang terpenting saat ketemu orang itu harus dengan muka manis. Sebab yang dilihat orang lain adalah akhlak atau perilaku kita.
Tipa A ini seperti orang yang memakai  baju tapi tidak bercelana.

b.Kedua, kubu yang menyampaikan ilmu pada setiap apa yang mereka katakan, sayangnya  mereka membabi buta. Mereka merasa telah mendapat ilmu, tau dalilnya, tau ilmunya, tapi dalam prakteknya dia bermuka masam dengan orang yang tidak sepertinya.

Sebagai contoh: Ada akhwat yang berbusana muslim dan berjilbab lebar, namun manakala dia melihat perempuan lain yang masih berpakaian tidak sepertinya, dia memperlakukannya dengan akhlak yang tidak baik. Bahkan berani untuk memalingkan wajah dan bermuka masam. Nah, yang seperti ini kemungkinan tidak mendapat rahmat.
Tipe B ini seperti orang yang memakai celana tapi tidak memakai baju.

Jadi, memang akhlak  dan ilmu tidak bisa dipisahkan. Mereka adalah satu kesatuan yang tak boleh ditinggalkan salah satunya.

2.Akhlak yang buruk itu berpotensi untuk menghapus amal ibadah.

Salah satu dosa besar seorang muslim adalah bila kita tidak melecut akhlak kita sebagai muslim. Dan di antara dosa yang bisa menghapus amal jika kita sebagai muslim tidak memiliki komitmen akhlak yang baik.

Hati-hatilah dengan akhlak yang buruk, sebab akhlak buruk yang bila dilakukan  kepada saudara-saudara kita bisa merusak amal ibadah sebagaimana cuka merusak madu. Ibaratnya, gali lobang tutup lobang. Sudah punya amal sholeh, eh kehapus lantaran punya akhlak yang buruk.

Seringkali kita abai, dosa itu bukan hanya dari zina, minum khamar, berjudi, membunuh, syirik dan durhaka saja, tapi juga dari akhlak yang buruk.

Saking pentingnya akhlak, diumpamakan sebagai modal kehidupan ilmu.

Ada sebuah alkisah dari zaman Nabi yaitu ada seorang sahabat yang sedang mengerjakan ibadah di masjid, kemudian dia melihat orang lain yang sedang shalat hingga menangis. Padahal saat itu kondisinya siang hari. Sahabat ini membatin dengan perasaan buruk bahwa orang tersebut riya lantaran menangis di siang hari dan di dalam masjid yang banyak orang di dalamnya. Ia berpikir kalau menangis pas shalat ya malam saja.

Akhirnya pada malam harinya, sahabat tadi yang biasanya bangun malam dan bisa menangis setelah ibadahnya, kali itu tidak bisa. Bahkan berhari-hari, berminggu hingga menginjak satu bulan ia tidak menangis seperti biasa pada malam dimana ia beribadah dan bangun malam sebagaimana kebiasannya.

Sedangkan, menurut para ulama terdahulu jika orang tidak bisa menangis di tengah malam itu diakibatkan karena maksiat yang orang tersebut lakukan di waktu siang.

Akhirnya sahabat itu pun mengingat-ingat kembali apa yang ia lakukan sampai ia berdosa dan menghalanginya untuk menangis di hadapan Allah Swt. Setelah itu sadarlah ia bahwa membatinnya kepada saudaranya beberapa bulan lalu rupanya menjadi sebab terhalangnya air matanya turun di sepertiga malam saat qiyamul lail.

Setelah tersadar, besoknya sahabat tadi menunggu di masjid tempat kejadian ia membatin kepada saudara muslimnya. Kemudian orang yang ia anggap riya tersebut menerima maafnya. Alhamdulillah akhirnya pada malam hari, sang sahabat pun bisa menangis lagi sebagaimana hari-hari sebelum kejadian itu terjadi. Ini karena Allah sudah ridho kepadanya.

Sebagai catatan bahwa sunnah dan akhlak adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sedangkan fungsi ilmu dan sunnah yaitu mempersatukan dan mempertemukan.


Pertanyaan: APAKAH ORANG AHLI IBADAH ITU SUDAH PASTI MENUNJUKKAN IA BERAKHLAK/TIDAK?


Jawabannya adalah belum tentu ahli ibadah tersebut memiliki komitmen akhlak.

Dan ternyata ketika ketika kita tidak memiliki komitemen ibadah, tapi berakhlak baik maka bisa berpotensi untuk masuk surga.  Maksud komitmen ibadah di sini adalah misalnya hari ini puasa Sunnah, minggu depannya tidak.

Sedangkan orang yang komitmen dalam ibadah, baik wajib dan Sunnah tapi dia tidak berakhlak baik boleh jadi sebagai asbab ia masuk neraka. Sebagai contoh, Si A rajin sedekah, tahajud tiap malam, puasa Sunnah tidak tertinggal namun karena akhlaknya buruk kepada tetangga, bisa jadi penyebab terhalangnya ia masuk surga dan akhirnya terjerumus pada neraka.

Naudzubillahi min dzalik.

Dalam hadist Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,  artinya:

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?”

Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di tengah-tengah kita adalah orang yang tidak punya dirham (uang perak) dan tidak punya harta.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat nanti dengan membawa (amal) shalat, puasa, dan zakat, (namun) ia telah mencerca ini (seseorang), menuduh orang (berzina), memakan harta orang, menumpahkan darah orang, dan memukul orang. (Orang) ini diberi (amal) kebaikannya dan yang ini diberi dari kebaikannya. Apabila amal kebaikannya habis sebelum terbayar (semua) tanggungannya, dosa-dosa mereka (yang dizalimi) diambil lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)

Tuhkan, dalam hadist saja dijelaksan bahwa umat Rasulullah yang bangkrut adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan amalan besar, tapi karena dia mencela, menuduh, memukul dan mengambil harta orang lain selama hidup maka semua orang yang terzalimi akan meminta keadilan kepada Allah. Yang akhirnya kezaliman itu Allah gantikan dengan amal shaleh yang telah orang zalim tadi perbuat selama hidup dan karena banyaknya orang yang terzalimi pun sampai amal ibadahnya habis, dalam sekejap Allah menggantikannya dengan dosa orang yang ia zhalimi.

Naudzubillahi min dzalik.

Sekarang yang perlu kita awasi adalah perhatikan akhlak dan ibadah kita. Karena syaitan selalu punya cara untuk memisahkan ibadah dan akhlak. Padahal Ibadah itu penting, akhlak juga penting.

Kalau kata Dilan yang berat itu rindu, tapi bagi ulama terdahulu yang berat adalah bagaimana cara kita belajar akhlak. Sebab akhlak itu berat sampai dikatakan para ulama terdahulu itu mempelajari ilmu 20 tahun, sedangkan belajar akhlak itu 30 tahun.Tuh kan, lamaan belajar akhlak.

Kata imam Syafi’i rahimahullahu jika hidup ingin berkah dan ingin hidup bercahaya maka lakukan 4 hal ini: 

  • Sering-sering berdua dengan Allah, bersama dan mendekatkan diri padaNya
  • Meninggalkan orang-orang yang menuruti hawa nafsunya
  • Sedikit makannya
  • Dan membenci orang yang berilmu, yang tidak memiliki komitmen dalam adab dan kebijksanaan

Menjaga komitmen akhlak adalah seumur hidup, karena syaitan selalu menggoda kita setiap waktu. Karena dia tahu akhlak yang buruk dapat merusak amal ibadah.

Syaitan tahu orang beriman itu  tidak terpengaruh dengan dosa zina, minum khamar, judi, membunuh, korupsi. Tapi senjata iblis dan pasukannya berfokus dengan dosa akhlak yang buruk. Contohnya kalau akhlak seseorang rusak karena sifat sombong, maka akhlaknya yang buruk pun tidak akan terlihat. Sehingga ia akan melampaui batas.

Saat sifat sombong sudah merasuk dalam hati, ngga heran nanti Setan berbisik “Ayo hujat dia (saudara muslimmu), jangan beri dia senyum, hina dia, prasangkakan buruk dia.” Akhirnya itulah yang akhirnya membuat orang tadi merasa lebih baik, lebih suci, lebih benar dari orang lain karena racun setan sudah masuk.

3    Hal yang paling penting dalam akhlak dan jika  ada ketiganya maka sempurna akhlaknya dalam kehidupan.


1.Mencegah untuk tidak menyakiti dan menzholimi orang lain atau makhluk lain.

Ia menahan dirinya untuk tidak menyakiti orang lain, karena itu dosa besar.

Contoh: Ada kisah tentang kucing yang disiksa, dikunci dan tidak diberi makan sampai mati. Maka wanita yang menyiksa tersebut disiksa oleh Allah.

Logikanya gini, kalau nyakitin kucing aja bisa disiksa, apalagi nyakitin orang beriman. Saudaranya sesama muslim. Gimana itu siksaannya?

Nah, dalam kehidupan pun kita memiliki contoh sederhana agar tidak menyakiti orang lain.

A.Dalam mengambil makanan saat bertamu, maka ambillah satu-satu, jangan sekaligus dua. Bayangkan bagaimana perasaan sahabat atau rekan yang juga bertamu kalau semua diembat kita.

B.Saat mengetuk pintu rumah orang lain, upayakan ketuk pintu dengan tubuh di samping pintu. Karena rumah orang lain adalah aurat bagi orang lain. Boleh jadi kan, si tuan rumah ngga mau rumahnya terlihat si tamu.

C.Janganlah  berbisik disaat ada orang yang ketiga. Misal ada suami, istri dan teman istri. Maka si suami istri ini jangan bisik-bisikan saat ada teman sang istri. Khawatir ini menyakiti teman sang istri, walaupun boleh jadi bisik-bisik itu sedang setoran hafalan.

D.Jika masak daging dengan kuahnya, maka banyakinlah kuahnya supaya tidak menyakiti tetangga atau saudara dengan aromanya. Tapi ngga semua isinya kuah doang ya yang dibagi, ini mah kebangetan, wkwk.

Jika kita tidak tahu apa apa lebih baik diam. Namun jika kita melihat orang lain berbuat kesalahan maka memaklumi lebih ringan dosanya, ketimbang salah memvonis orang lain.

Dalam Al-quran surah Abasa saja Allah menegur Rasullah SAW karena  bermuka masam kepada Abdullah bin Ummi Maktum, meskipun ia orang yang buta. Bayangkan, itu Rasulullah? Langsung Allah yang menegur Rasul lantaran sifat dan akhlaknya kepada orang buta tersebut, saking adab buruk bisa merusak amal dan menyakiti sesama.

Bagaimana jika kita umatnya yang sering bermuka masam kepada orang lain, bahkan sering memalingkan wajah hingga menyakiti orang lain.  Maka berapa banyak ayat-ayat yang seharusnya diturunkan kepada orang-orang saat ini lantaran memalingkan wajah dan bermuka masam kepada saudaranya?

Makanya yang memiliki ilmu itu harus menunjukkan akhlak. Sekali lagi, akhlak itu penting, sebagaimana ilmu yang penting.


2.       Kalau disakiti dan dizalimi itu sabar

3.       Gampang menolong

Jadikanlah dirimu seperti sungai (yang selalu memberi manfaat). Karena sungai kan bisa dipakai untuk nyuci, mandi, mancing, buang air, bahkan untuk banyak hal. Dan jangan menjadi seperti sumur (yang tidak bisa memberi manfaat) karena tidak bisa dipakai nyuci, mancing, dan terbatas kebermanfaatannya.

Wallahu'alam

Note: Mohon maaf bila ada kesalahan atau kekurang sempurnaan. Semoga ada hikmah dan ilmu yang bisa diambil.

0 comments

Promo Gajian Januari 2019