Membiasakan diri untuk berleha-leha itu ngga baik banget. Sangat-sangat tidak baik.
Entah karena alasan yang dibuat-buat, atau memang nyatanya seperti itu.
Misalnya saja kamu terbiasa bersilaturahim setiap hari ke rumah saudara atau bahkan tetangga. Namun sewaktu-waktu kamu berhalangan, akhirnya kamu tidak jadi mengunjungi mereka.
Kemudian, hari silih berganti. Nyatanya, yang biasanya kamu terbiasa bepergian menengok saudara atau tetangga di sekitar lingkunganmu.
Tapi karena ada begitu banyak hal yang terjadi, kamu menunda sesekali, duakali, sampai ternyata hampir dalam seminggu atau sebulan kamu tidak melakukan rutinitasmu itu, bersilaturahim.
Seperti itulah hal buruk yang terjadi, bagi kamu yang awalnya hanya menunda sekali duakali. Lambat laun, kamu benar-benar meninggalkan kebiasan tersebut.
Dan, parahnya ini terjadi dengan saya, Guys!
Beberapa waktu lalu memang saya sedikit sibuk. Entah sibuk yang sebenarnya, atau hanya mencari-cari kesibukan.
Sesekali saya bolos lah ngeblog. Toh, cuma sekali.Tapi ternyata, semua itu berkelanjutan. Besoknya terjadi lah hal serupa. Dan parahnya terjadi lebih dari beberapa bulan.
Kalau blog bisa sawangan, mungkin sarang laba-laba sudah banyak menghiasi blog ini, huhu.
Padahal, menulis atau ngeblog itu jadi ritme dan kegiatan paling menyenangkan yang saya pilih sejak dulu. Tapi beberapa waktu terakhir, saya merasa mood menulis menurun. Saya merasa kurang semangat ngeblog. Yang bahkan sejak dulu, sesibuk apapun, saya bertekad untuk membuat tulisan dan mempostinganya walaupun hanya seminggu sekali.
Tapi ini beda.
Kesannya sih ngedramatisir gitu, tapi ini justru yang saya rasakan.
Lalu saya sadar, meninggalkan sesuatu yang kita sukai, sesekali duakali mungkin wajar. Tapi ketika berkali-kali kita meninggalkannya, percayalah, ada hal yang tidak benar terjadi.
Dan saya temukan jawabannya.
Saya tidak menulis. Saya tidak ngeblog. Serta tidak update tulisan, bukan karena alasan.
Saya sadar, dalam sebuah karya, konten adalah raja. Dan konten itu tak akan bisa menjadi raja, jika penciptanya sendiri tidak membuatnya sepenuh hati. Tidak menulisnya tanpa perasaan.
Content is king, but the best content is made with love.
Bohong rasanya, jika menulis itu tidak pakai hati. Hahaha.
Karena bagi saya, saripati tulisan tak hanya melibatkan wawasan atau pengetahuan sang penulis, tapi juga melibatkan perasaan.
Mungkin, ada banyak hal yang terjadi, sampai rasanya perasaan saya sedikit tidak bersahabat untuk diajak menulis. Asli ini mah lebay, haha.
Saya sadar, ketenangan itu didapat karena kedekatan makhluk dan Sang Khaliq.
Maka itu, saya tidak ingin kegusaran saya justru menghasilkan tulisan yang tak bernilai.
Menenangkan perasaan. Membuat santai pikiran. Dan melemaskan jari-jemari karena terlalu kaku, pastinya butuh waktu.
Semoga itu tidak berangsur lama, karena bagaimana pun, saya selalu mencintai dunia blogging.
0 comments