Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Puji serta syukur senantiasa tercurah kepada penguasa jagad raya. Semoga kita senantiasa dekat kepada Allah dan senantiasa menghambakan diri kepada Allah. Hidup dan mati semua karena Allah.
Allahumma shalli ala sayyidina wa
maulana Muhammad. Shalawat bermahkotakan salam, semoga selalu tersampaikan
kepada Rasulullah, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa sallam.
Tulisan kali ini, adalah buah
catatan dari kajian bersama Ustadz Felix Siauw di aula Ibrahim, komplek masjid
Baitul Jihad, Kemang Pratama 2 Bekasi, pada 8 September 2018.
Materi yang disampaikan adalah
tentang “Life is a choice” yang artinya hidup adalah sebuah pilihan.
Kebanyakan orang gagal dalam
memaknai arti “Life is a choice”. Lalu sebenarnya apa hakikat dari arti hidup
adalah sebuah pilihan?
Sekarang mari kita telaah
pernyataan ini, “Orang tahu apa yang harus dia lakukan, tapi dia tidak
melakukannya.”
Ya, kita mungkin menjadi orang
yang termasuk kategori diatas. Kita tahu apa yang harus dilakukan, tapi kita
tidak melakukannya.
Sebagai contoh, kita tahu bahwa
kehidupan di dunia itu hanya sementara, kita tahu apa yang harus kita lakukan
yaitu mempersiapkan amal dengan sebaik-baiknya. Namun, apa semua orang mau
melakukannya?
Silahkan kita renungkan.
Zaman Rasulullah, umur manusia
itu memiliki masa sekitar 60-70 tahun. Sedangkan Rasulullah sendiri wafat pada
usia 63 tahun. Bagi kita, yang masih di dunia, 60-70 tahun tentu waktu yang
relatif cukup lama. Namun tahukah sahabat sekalian bahwa kehidupan setelahnya
memiliki masa lebih panjang dari masa ketika kita di dunia.
Setelah kita meninggalkan dunia,
adakah kehidupan setelahnya? Tentu ada.
Ada alam kubur yang akan menanti
dan disana kita akan menghabiskan waktu kira-kira 7000 tahun (menurut ulama). Dan itu terjadi sampai hari kiamat tiba. Lalu di yaumil mahsyar, kita akan berada selama kurang lebih
50.000 tahun. Dimana pada saat itu, kondisi kita berhimpit-himpitan laksana
anak panah yang diletakkan di wadah, sedangkan matahari berada sejengkal di
atas kepala, belum lagi dalam keadaan yang tanpa busana. Namun pada kondisi
tersebut, kita tak akan memikirkan rasa malu, sebab segalanya menjadi hal yang
wajar. Justru kita sibuk memikirkan diri masing-masing. Karena setiap orang
akan diperlihatkan amalannya. Hingga akhirnya yang ada adalah Surga atau
Neraka.
Yang menjadi pertanyaannya
adalah, apa yang sudah kita lakukan untuk 7000 dan 50.000 tahun nanti?
Di dunia, kita sanggup memiliki
10, 20 atau bahkan lebih puluhan pasang baju. Tapi sudahkah kita persiapkan
pasang pakaian yang akan dikenakan nanti di alam kubur?
Mengapa kita mati-matian untuk
hidup yang 70 tahun, tapi kita tidak mati-matian untuk hidup yang 7000 tahun?
Ah, bahkan sering kali kita tidak
adil, geber habis-habisan untuk hidup yang 70 tahun, tapi tidak untuk yang 7000
tahun.
Life is a choice, hidup adalah
sebuah pilihan. Tidak ada yang namanya ujug-ujug, semua adalah hasil dari
pilihan. Apapun yang terjadi ke depan adalah hasil pilihan sekarang. Apapun yang
terjadi sekarang adalah hasil pilihan masa lalu.
Hidup ini hanya pilihan, dan
hanya tujuanlah yang kita pilih.
Orang yang fokus pada tujuan,
maka halangannya akan kabur.
Jangan pernah mengeluh. Karena mengeluh
artinya kita fokus pada hambatan.
Fokuslah pada 1 pilihan. Jika mau
jadi orang jahat, jahatlah sekalian. Jika mau jadi orang baik, baiklah
sekalian.
Adapun setiap pilihan pasti punya
konsekuensinya.
Pernah tidak kita berpikir
tentang surga dan neraka?
Masuk surga itu sebenarnya mudah.
Masuk neraka itu sebenarnya susah. Sebagai contoh, kita ke masjid atau ke
majlis taklim, tentu tidak perlu mengeluarkan uang. Tapi bandingkan jika kita harus
ke bar atau diskotik, bukankah mengeluarkan uang?
Ada satu rahasia dalam hidup.
Kematian akan datang pada waktu paling tidak siap. Sayangnya kita merasa yang
tualah yang akan duluan pergi. Padahal semua penyebab mati ada 99, sedangkan
yang satu hanyalah usia tua. Maka itu jangan tertipu dengan usia.
Hidup, mati, semuanya adalah
untuk Allah. Lalu, sudahkah kita mengecek amal-amal kita? Maka lakukanlah
kebaikan setiap hari, karena kita akan dimatikan dengan hal yang paling sering
dilakukan.
Belajar dari makna life is a
choice, maka kita harus berproses terus dalam ketaatan. Karena Allah menghargai
proses, bukan hasil.
Segala sesuatu yang bisa Anda
pilih itu adalah pilihan. Tapi jika tidak bisa dipilih itu adalah bagian dari
takdir.
Wallahu’alam.
Note: Kurang lebihnya mohon maaf.
Kesempurnaan hanya milih Allah semata. Jika salah, datangnya dari diri saya.
Semoga bermanfaat.
0 comments