“Hidup ini memiliki kepingan-kepingan kejutan yang tak
pernah kita tahu.” Begitu seorang mentor mengatakan. Sampai detik ini,
ucapannya seakan masih terngiang tak hanya dalam ingatan tapi juga perasaan.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, saya sudah jatuh hati
dengan kegiatan membaca. Setiap akhir pekan, saya membeli majalah anak, Bobo. Alangkah senangnya, setiap kali menghabiskan waktu untuk membaca majalah
kesayangan. Lambat laun, bukan hanya majalah, buku-buku anak juga habis dirampungkan.
Menginjak remaja, berbagai novel, buku, antologi mulai berjajar memenuhi
lemari.
Sampai suatu hari hati berucap, “Suatu saat nanti, aku juga ingin menerbitkan buku.” Seakan itu seperti doa yang terpendam, membuat saya terpacu untuk segera menulis dan menghasilkan karya. Namun agar bisa maju, kita tak hanya perlu ilmu, tapi guru juga pengalaman.
Inilah yang membuat saya ingin sekali bisa belajar
kepenulisan langsung kepada ahlinya. Mereka yang telah melahirkan
maha karya yang menggugah jiwa. Para pejuang yang berbagi kisah perjalanannya
dalam menulis hingga terbitlah buku-buku terbaiknya.
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Sebuah e-mail dari KMO
Indonesia muncul di inbox. Isinya menyatakan bahwa KMO Indonesia mengadakan JUMPA
PENULIS 2018 yang menjadi seminar LITERASI TERBESAR di Indonesia. Acara ini akan diadakan di Universitas
Terbuka Convention Center,
Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Pada Minggu, 30 September 2018, pukul 08.00
– 17.00 WIB.
Sebagai pejuang literasi, rasanya sayang sekali bila melewati event tahunan ini. Sebuah tiket tentu tak seberapa dibandingkan ILMU
DAGING yang akan 8 penulis nasional sampaikan nanti. Pembicara yang luar biasa
tersebut adalah ustadzah Oki Setiana Dewi, bunda Helvi Tiana Rosa, bunda Sinta Yudisia, ustadz
Nasrullah, kang Pidi Baiq, kang Dewa Eka Prayoga, kang Rendy Saputra, dan kang Tendi
Murti.
Jangan tanya apa yang saya harapkan pada acara JUMPA PENULIS
2018? Karena banyak sekali. Di antaranya:
Sebagai newbie, saya merasa haus sekali
akan ilmu kepenulisan. Jauh-jauh hari siap menyediakan “gelas kosong” untuk
menampung ilmu yang akan mereka tuang habis-habisan. Baik menulis fiksi ataupun
non fiksi. Saya ingin mempelajari itu semua kepada mereka yang telah
membuktikan keberhasilannya dalam kiprah di bidang literasi.
Sebagai pemula, harapan saya
pada acara jumpa penulis 2018 adalah ingin memperoleh motivasi langsung dari
para penulis, para pembicara yang begitu luar biasa. Saya sadar, motivasi saya
dalam menulis terkadang surut. Ibarat lampu, terkadang tiba-tiba redup. Begitu
hadir di acara jumpa penulis 2018, semoga saya bisa memperoleh motivasi menulis
langsung dari semua pembicara.
Selain mendapatkan ilmu, pengalaman, serta
motivasi dari para penulis yang luar biasa. Saya juga berharap bisa membangun
networking yang baik dengan para pecinta literasi lainnya. Kedepannya, semoga
tidak hanya saling mengenal tapi juga bisa memperjuangkan literasi bersama-sama.
Semoga harapan ini benar-benar terwujud
melalui seminar Jumpa Penulis 2018. Kedepannya, semoga semakin banyak teman-teman
yang bergabung memanfaatkan kesempatan emas ini. Termasuk kamu yang membaca
ini!
0 comments