Sahabat,
Tahukah kamu?
Ketika kita memperoleh dukungan oleh orang tua saat melakukan ketaatan kepada Allah atau bentuk kebaikan apapun, itu adalah suatu kenikmatan dan anugerah yang patut kita syukuri.
Mengapa?
Karena tidak semua orang, tidak semua anak, bisa merasakan bagaimana nikmatnya mendapat dukungan penuh dari orang tua mereka dalam upayanya menjalankan ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Sebagai contoh, ada anak yang ditentang oleh orang tuanya karena rajin menghadiri pengajian. Aktif mengikuti ta’lim di masjid-masjid. Mereka menentang sang anak untuk ikut, dengan alasan takut sang anak akan fanatik dengan agama. Takut nantinya, sang anak akan mendakwahi ayah atau ibunya.
Contoh lainnya, ada anak yang main “kucing-kucingan” dengan orang tuanya dalam berbusana. Sang anak ingin belajar berjilbab dan berpakaian syar’i, namun sayang, ayah atau ibunya tidak mendukung karena dianggap sang anak tidak pantas mengenakannya. Dengan alasan bahwa pakaian syar’i dan jilbab membuatnya terlihat norak atau lebih lebih tua dari usianya.
Sedih? Jelas.
Dilema? Tentu.
Bagaimana tidak, satu hati ingin menjadi anak yang berbakti. Satu hati ingin agar menjadi hamba yang patuh pada perintahNya.
Tapi sayang, keadaan terkadang kurang berpihak. Ujian keimanan datang dari arah yang tak terduga.
Percayalah sahabat, jika kamu berada di posisi itu. Posisi dimana kamu tidak mendapat dukungan bahkan pertentangan dari orang tua manakala sedang berusaha untuk menjalankan perintahNya.
Artinya Allah menjadikanmu pilihan. Pilihan agar menjadi sosok anak yang shaleh/ah.
Allah ingin agar kamu menjadi wasilah, jalan orang tua agar dapat membantunya membenarkan hal-hal yang keliru.
Karena bagaimanapun, orang tua tetaplah manusia. Jika ada salah, lupa, keliru, tentu itu hal yang wajar.
Jangan sekali-kali membentaknya saat terjadi persilisihan pendapat. Sebisa mungkin hindari.
Berbeda tentu alamiah, tapi pertentangan pasti bisa diselesaikan dengan jalan yang terbaik.
Bagaimanapun, orang tua pastilah menginginkan segala hal yang terbaik untuk anaknya.
Bahkan, mereka rela melakukan apapun demi mewujudkan keinginan anak, permata hatinya.
Meski tak jarang, anak kurang peka terhadap pengorbanan orang tuanya.
Bila keliru, coba luruskan. Jangan menyalahkan, menghakimi atau mendiamkan orang tua. Karena bukan itu solusinya.
Jika dalam melaksanakan suatu amal shaleh, kamu mendapatkan pertentangan. Mendapat larangan, bahkan perdebatan.
Kamu tidak perlu risau bagaimana harus menghadapinya?
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya: “…Tidak ada kewajiban taat dalam berbuat maksiat kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala. Sesungguhnya taat itu hanya untuk kebajikan..” (Shahih Muslim No 3423)
Lakukan saja tanpa ragu, jika kamu benar dalam menjalankan ketaatan kepada perintah Allah.
Tapi jika orang tua melarang, mencegahmu dalam melaksanakan ketaatan, bahkan kamu malah diarahkan untuk melakukan perbuatan yang sebaliknya, maksiat. Maka kamu tak perlu dan tak wajib untuk menurutinya.
Namun, jangan lupa untuk menolak dengan cara yang baik dan sopan. Bicarakan baik-baik, dari hati ke hati. Sebab bagaimanapun orang tua tetaplah orang tua. Yang patut untuk dihormati dan dimuliakan.
Maka sudahkah kamu bersyukur saat kamu selalu mendapat dukungan penuh dari orang tua dalam melaksanakan segala perintahNya?
Wallahu'alam.
0 comments