Hati adalah rangkaian terpenting dalam diri makhluk, terutama kita, manusia.
Baik buruknya amal semua bermuara dari hati, karena niat terletak disana lebih dahulu.
Untuk itu penting sekali bagi kita senantiasa menjaga kebersihan hati.
Menjaga agar tidak ada debu-debu bernama dosa yang melekat dan menghitamkan hati.
Menjaga agar tidak ada benih-benih penyakit hati yang menjadikan diri keras dan larut dalam ambang kehinaan.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Artinya:"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh badannya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh badannya. Ketahuilah (segumpal daing) itu ialah hati."
(HR. Muslim)
Dalam kehidupan, manusia yang memiliki hati baik akan selalu dekat dengan kebenaran, kebaikan dan ketaatan.
Maksiat dihindarkannya agar diri selamat.
Dan segala kebatilan berusaha dijauhkan agar tidak terperangkap dalam lembah bernama dosa.
Tapi, ketika hati lalai dan terus dibiarkan.
Hati manusia akan menjadi rusak.
Segala kebatilan dan kemaksiatan seakan terasa memikat.
Tanpa sadar diripun terjerat oleh nafsu dan bisikan syaitan.
Jika terus terjadi, hati itu akan menghitam dan mengeras.
Kini yang menjadi pertanyaannya adalah sudahkah kita memiliki "hati"?
Ibnul Qayyim berkata, "Carilah hatimu di tiga tempat: 1) Ketika mendengarkan Al-qur'an, 2) Di majlis dzikir (yang didalamnya diajarkan Al-qur'an dan As-sunnah), 3)Di waktu-waktu engkau menyendiri (bermunajat kepada Allah). Jika engkau tidak dapati hatimu ditempat-tempat ini, maka mohonlah kepada Allah Swt agar menganugerahkan "hati", karena sesungguhnya engkau tidak punya "hati". (Fawaa'idul Fawaa'id, hal. 143)
Ya Allah,
Anugerahkanlah diri kami hati yang bersih.
Anugerahkanlah diri kami hati yang khusyu.
Dan anugerahkanlah diri kami hati yang senantiasa terpaut kepadaMu.
Aamiin.
Note: Tulisan ini juga dimuat di bit.ly/pemudakahfi
Baik buruknya amal semua bermuara dari hati, karena niat terletak disana lebih dahulu.
Untuk itu penting sekali bagi kita senantiasa menjaga kebersihan hati.
Menjaga agar tidak ada debu-debu bernama dosa yang melekat dan menghitamkan hati.
Menjaga agar tidak ada benih-benih penyakit hati yang menjadikan diri keras dan larut dalam ambang kehinaan.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Artinya:"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh badannya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh badannya. Ketahuilah (segumpal daing) itu ialah hati."
(HR. Muslim)
Dalam kehidupan, manusia yang memiliki hati baik akan selalu dekat dengan kebenaran, kebaikan dan ketaatan.
Maksiat dihindarkannya agar diri selamat.
Dan segala kebatilan berusaha dijauhkan agar tidak terperangkap dalam lembah bernama dosa.
Tapi, ketika hati lalai dan terus dibiarkan.
Hati manusia akan menjadi rusak.
Segala kebatilan dan kemaksiatan seakan terasa memikat.
Tanpa sadar diripun terjerat oleh nafsu dan bisikan syaitan.
Jika terus terjadi, hati itu akan menghitam dan mengeras.
Kini yang menjadi pertanyaannya adalah sudahkah kita memiliki "hati"?
Ibnul Qayyim berkata, "Carilah hatimu di tiga tempat: 1) Ketika mendengarkan Al-qur'an, 2) Di majlis dzikir (yang didalamnya diajarkan Al-qur'an dan As-sunnah), 3)Di waktu-waktu engkau menyendiri (bermunajat kepada Allah). Jika engkau tidak dapati hatimu ditempat-tempat ini, maka mohonlah kepada Allah Swt agar menganugerahkan "hati", karena sesungguhnya engkau tidak punya "hati". (Fawaa'idul Fawaa'id, hal. 143)
Ya Allah,
Anugerahkanlah diri kami hati yang bersih.
Anugerahkanlah diri kami hati yang khusyu.
Dan anugerahkanlah diri kami hati yang senantiasa terpaut kepadaMu.
Aamiin.
Note: Tulisan ini juga dimuat di bit.ly/pemudakahfi
0 comments