Dulu saya berpikir, menjadi petani itu melelahkan, harus berada di
ladang hampir seharian. Belum lagi rasa letih yang tersirat dari tetesan
keringat karena panasnya matahari. Belum lagi kegiatan cocok tanam dilakukan
langsung tanpa bantuan alat teknologi. Ditemani cangkul, garu, alat bajak, arit
atau sabit hingga ketam atau ani-ani. Saya yakin tidak semua anak muda jaman
now kenal dengan nama-nama tersebut, apalagi alatnya langsung.
Ah, belum lagi masalah teknis lainnya. Termasuk hasil panen yang
kadang tak sesuai harapan. Terkadang kalaupun panen, harga-harga tak sesuai
dengan jerih payah mereka. Meski musim panen tiba, tak jarang hasilnya pun tak
stabil. Masalah lainnya pun beragam, mulai dari banyaknya hama, pembatasan
pupuk, dan harga yang mahal. Tak heran jika banyak petani yang mengeluh dengan
hasilnya, karena merasa tak dipedulikan.
Seiring waktu saya sadar, bertani itu pekerjaan mulia. Bagaimana
tidak? Karena petanilah sumber daya hayati dimanfaatkan demi menghasilkan bahan
pangan. Bahkan yang mungkin sering kita lupakan, pertanian adalah salah satu
sektor yang memberikan dampak positif dalam perekonomian Indonesia. Maka sudah
sepatutnya para petani dimuliakan baik harkat ataupun martabatnya.
Melalui Indonesia Investments, saya mengetahui jumlah total
penduduk Indonesia kurang lebih sekitar 260 juta. Dan Indonesia berada di
peringkat ke empat untuk negara dengan penduduk terpadat.
Coba bayangkan, jika setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia
terus bertambah. Itu artinya bahan pangan juga semakin banyak dibutuhkan. Contoh saja 1
orang makan 3x sehari. Bagaimana hitungan minggu, bulan, atau tahun. Pastilah
bahan pangan terus banyak permintaan. Apalagi jika dikali dengan total penduduk
di Indonesia saat ini. Bayangkan berapa banyak bahan pangan yang harus
dihasilkan sebagai asupan yang akan dimakan?
Sebagai anak muda sebenarnya saya malu, bagaimana mungkin kita
bisa memuliakan petani, menjaga sumber pangan negara, memberikan peran positif
untuk sektor agribisnis jika anak mudanya ogah untuk menengok atau acuh
terhadap pertanian negaranya sendiri. Bahkan tak sedikit yang menilai bertani
adalah pekerjaan yang memalukan. Padahal dibalik itu semua, jasa-jasa petani
begitu besar.
Yang menjadi
pertanyaannya saat ini adalah:
Siapa lagi yang bisa
memuliakan derajat para petani jika bukan kita?
Sadarkah kita semua makanan
yang masuk kedalam perut adalah hasil kerja keras mereka?
Jangankan memuliakan.
Ingat jasa mereka pun boleh jadi sering kita lupakan.
Sebagai anak muda, rasanya aneh jika kita harus selalu berpangku
tangan kepada orang tua, kakek nenek kita. Termasuk membudidayakan dunia
pertanian. Cepat atau lambat generasi mudalah yang harus meneruskan jejak-jejak
serta perjuangan orang tua. Termasuk soal pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan. Jangan sampai kita tidak tahu sama sekali tentang keempat sektor
itu. Karena di tangan anak mudalah para orang tua mengharapkan ada penerus yang
akan melanjutkan perjuangan beliau semua.
Disinilah saya berpikir alangkah baiknya jika aktif dalam
komunitas yang mendukung kehidupan pertanian. Setidaknya walaupun belum
berperan secara nyata, saya belajar dari mereka yang berpengalaman. Ya, dan
grup muda bertani menjawab kegelisahan saya saat itu.
Logo Muda Bertani |
Melalui peluncuran Group Telegram Muda Bertani peran orang muda sangatlah diharapkan. Sebagai orang muda kita haruslah cerdas
dan kreatif, terutama dalam kegiatan bertani. Jika dulu kita melihat bertani
adalah pekerjaan sulit, di grup Muda Bertani kita akan merubah pola pikir bahwa
bertani kegiatan yang seru dan menarik.
Salah satu langkah mendorong geraknya orang-orang muda bertani
adalah dengan melakukan pengenalan terhadap dunia pertanian dan potensi yang
menantinya. Ditambah lagi kita bisa belajar melalui media sosial. Melalui Group
Telegram Muda Bertani, kita akan belajar dan berbagi keseruan bersama orang-orang
muda dalam bertani. Teman-teman juga bisa melihatnya di website Muda Bertani di
www.mudabertaniblog.wordpress.com.
Di group telegram pun kita tidak hanya belajar tentang dunia agro, tapi juga menjalin
silaturahim dengan rekan-rekan lainnya untuk saling bersinergi membangun
pertanian Indonesia.
Teman-teman juga akan memperoleh kesempatan mendapatkan berbagai
ilmu, pengetahuan dan pengalaman melalui sharing dari rekan-rekan yang telah
lebih dulu bertani. Jadi gak perlu malu ya guys. Adapun sahabat muda bertani
yang memiliki latar belakang pendidikan Fakultas Pertanian juga akan berbagi
sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Pasti pada penasaran nih siapa Founder dari grup Muda Bertani kan?
Yakan yakan? Beliau adalah Karim Amin yang lahir empat puluh tahun lalu di Jakarta, 28 Februari 1978.
Lelaki paruh baya yang akrab disapa pak Karim ini gemar bertani. Selain hobby,
bertani juga dijadikan sebagai pekerjaannya. Disamping perannya sebagai founder
grup Muda Bertani, beliau juga menjadi founder sekaligus CEO Madina
Agriculture.
Mungkin saat ini kita
berpikir, beliau pernah mengenyam pendidikan di fakultas pertanian. Tapi percaya
atau tidak beliau justru memiliki background Psikologi, dari Univ. Persada
Indoenesia YAI Salemba, pada 1996. Selain itu beliau juga mempelajari tentang
Marketing, Fundraising, Negotiaton dan hal lainnya. Bahkan sempat berkhidmat di
Daarut Tauhid Jakarta pimpinan Aa Gym.
Hijrahnya ke Serang,
Banten pada pertengahan tahun 2014 mengenalkannya kepada dunia pertanian yang
dahsyat. Sebab sejak SMA, pak Karim memang sudah senang menanam, terutama
menanam bunga mawar.
Melalui grup Muda Bertani banyak sekali harapannya terhadap
kehidupan pertanian di Indonesia. Terutama harapan kepada generasi muda. Melihat
kondisi memprihatinkan yang terjadi di tiga tahun terakhir akibat masih banyaknya
produk pangan impor yang masuk ke Indonesia dan tidak terjamin kualitas
kesehatannya, beliau tergerak untuk membangun grup Muda Bertani. Indonesia
membutuhkan orang-orang mudanya untuk mengembangkan pertanian. Dan beliau
tergerak untuk mengajak orang-orang muda untuk mengenali peluang dahsyat dunia
pertanian
Pada 28 November 2017 menjadi langkah awal terbentuknya grup Muda
Bertani. Dengan harapan semakin banyak orang muda Indonesia yang mengenal dunia
pertanian dan paham peluang dahsyat dunia pertanian. Melalui website mudabertaniblog.wordpress.com
kita akan mendapatkan edukasi dan info-info tentang kegiatan seru dan menarik
dari orang-orang muda bertani. Tak hanya itu, tersedia juga website untuk
mempromosikan FinTech Company yang fokus pada pembiayaan dan pengembangan dunia
pertanian Indonesia, yaitu di smartgrow.id
Semoga dengan hadirnya Group Telegram Muda Bertani akan semakin
banyak orang muda yang tertarik terhadap dunia pertanian dan bersama-sama kita
raih peluang emas di dunia pertanian.
Inisiator Group Telegram Muda Bertani
Karim Amin
Founder & CEO Madina Agriculture
Link Group : @MudaBertani
Inisiator Group Telegram Muda Bertani
Karim Amin
Founder & CEO Madina Agriculture
Link Group : @MudaBertani
0 comments