Sahabat Famotiva, kali ini mari kita berbicara tentang hati. Karena segala hal tentang perasaan atau isi hati memang menjadi topik yang tiada habisnya. Mulai dari hal-hal sepele sampai hal-hal besar semua berkumpul didalamnya. Termasuk soal nafsu. Dan diantaranya ada nafsu amarah.
Ya, dalam keseharian acap kali gejolak emosi meluap antara sadar dan tidak. Ekspresi kemarahan beraneka ragam. Mulai dari menumpahkan amarahnya secara terang-terangan dan berangsur lama, mengeluarkan amarahnya dengan tangisan, teriakan, cercaan, dsb, menunjukkan emosinya dengan jurus diam seribu bahasa.
Bahkan ada juga yang lebih memilih untuk menahannya. Mengendalikan diri untuk tidak menuruti nafsu amarahnya. Sekilas terlihat remeh, karena hal-hal seperti ini terjadi dan berlalu begitu saja dalam kehidupan.
Mungkin rasanya manusiawi bila meluapkan kekesalan, emosi, amarah dan segala hal yang hati rasakan. Namun yang perlu diingat adalah semua akan berimbas ke tubuh dan jiwa kita sendiri.
Jika dibahas dari segi kesehatan, saat seseorang emosi maka dampak negative akan bermunculan. Mulai dari mudah cemas, gampang stess, membuat tensi naik, gampang lelah, sulit berkonsentrasi, bahkan membuat paju jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Tak hanya sampai disitu saja efek negatifnya.
Bila seseorang marah rasa panas di dada biasanya tak tertahankan. Sebab setan sudah menguasai hati dan pikiran. Syukur-syukur jika orang tersebut mampu menahan dirinya dari godaan setan. Namun yang mengkhawatirkan adalah jika sifat amarah itu dituruti maka diri seperti hilang kendali.
Akhirnya terjadilah lisan yang mengeluarkan kata-kata kasar, melempar barang-barang, baku hantam alias berkelahi, atau bahkan lebih dari itu.
Naudzubillahi min dzalik.
Tentu, hal ini tidak hanya merugikan orang lain, tapi jelas merugikan diri sendiri. Sebab itulah orang-orang yang sanggup menahan amarah dinilai kuat. Karena menahan hawa nafsu memang butuh perjuangan.
Dalam hadist, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, artinya: “Orang yang kuat bukanlah seorang yang menang dalam pergulatan, tetapi manusia yang kuat adalah siapa yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari)
Ya Allah,
Lantas sudahkah kita termasuk manusia-manusia kuat seperti yang dimaksud?
Semoga Allah senantiasa memberikan taufik dan hidayahNya untuk kita semua. Aamiin.
Jangan lewatkan tulisan menarik lainnya ya, hanya di bit.ly/pemudakahfi
0 comments