Apa kabarmu disana?
Semoga ibu tak pernah bosan ya dengan pertanyaanku yang selalu sama. Karena dalam hidupku, kabar paling penting adalah tentangmu. Memastikan bahwa ibu baik-baik saja, itu jauh lebih membahagiakan daripada apapun.
Semoga ibu tak pernah bosan ya dengan pertanyaanku yang selalu sama. Karena dalam hidupku, kabar paling penting adalah tentangmu. Memastikan bahwa ibu baik-baik saja, itu jauh lebih membahagiakan daripada apapun.
Ibu pasti ingin tahu kabarku
juga kan? Tak perlu khawatir bu. Aku akan selalu merasa baik, selama aku
memastikan bahwa ibu juga dalam keadaan yang baik, sehat dan bahagia. Karena
separuh jiwaku adalah cinta untuk ibu.
Bu, seperti biasa ini surat
mingguan yang aku siapkan untukmu. Kali ini tentu lebih spesial dari biasanya,
aku akan bercerita tentang seseorang yang sama berartinya seperti ibu. Semoga
ibu siap untuk mendengarnya ya.
Bu, tentu ibu tau gadis kecilmu
kini semakin dewasa. Ibu juga yang mendukung keputusanku untuk merantau demi
mengecar cita-citaku di ibu kota ini. Selama sebulan ini semua berjalan seperti
biasanya, pagi sampai sore bekerja, malam harus kuliah.
Awalnya aku ingin mengeluh,
ternyata semua tak semudah yang kubayangkan bu. Ibu benar dan sangat benar.
Terkadang kenyataan tak sesuai angan. Cukup rumit mengatur waktunya bagiku bu.
Gadis manja yang selalu berlindung pada ibu.
Disini aku tinggal sendiri,
memasak sendiri, mengurus kamar sendiri dan semuanya serba sendiri. Berbeda
saat dirumah, dari awal bangun sampai kembali tidur semua ditemani ibu dengan
sempurna. Ibu memang segalanya, tak pernah mengeluh dan lelah. Walau
aku tahu semua pekerjaan rumah tak ada yang ringan, tapi kau menjalaninya
dengan penuh ketenangan, rasa cinta dan ketulusan.
Disini, aku memasak saja kadang
mengeluh bu. Menggoreng ikan saja aku payah, sudah keciprat minyak, ikannya
gosong lagi. Hehe. Ibu boleh saja tertawa...tapi nanti aku pasti bisa masak
ikan seenak buatan ibu yang yummy tiada duanya.
Aku mau cerita sedikit, tapi ibu harus janji ya jangan khawatir dan cemas. Karena semua ini telah berlalu dan
sekarang aku sehat seperti sedia kala.
Bu, kemarin aku demam
berhari-hari. Aku tak tahu apa penyebabnya. Tapi kurasa karena aku sering
pulang dalam keadaan basah kuyup beberapa hari. Setelah basah kuyup aku
langsung ganti baju dan berangkat kuliah. Kadang aku lupa makan. Cerobohnya aku
ya bu?
Saat-saat seperti itu aku
dipertemukan dengan sosok malaikat seperti ibu. Namanya mbah Isyeh. Perempuan
yang berusia sekitar lima puluh tahun lebih. Beliau penjual bubur ayam didepan
kosanku bu. Saat aku sakit, beberapa kali beliau sempat menjenguk sambil
membawa bubur ayam buatannya bu. Beliau juga yang menemaniku berobat.
Ingin menangis aku bu. Bukannya
apa, saat aku jauh dari ibu aku justru dipertemukan dengan seorang wanita yang
baiknya percis seperti ibu. Walau aku tahu, hanya ibu juara dihatiku. Hehe…
Ibu benar, orang baik akan
dipertemukan dengan yang baik pula. Memang sebelumnya Mbak Isyeh dan aku sering
bertemu. Setiap dua hari sekali aku pasti membeli bubur di warungnya untuk
sarapan bu. Dan ternyata mbak Isyeh juga memiliki anak perempuan yang sebaya
denganku. Kata beliau mampir saja ke warung mbah jika butuh teman bicara dan
anggap seperti ibu sendiri.
Bu, Alhamdulillah aku
dipertemukan dengan mbak Isyeh. Aku jadi tidak sendiri lagi, aku menemukan
tempat berlindung sekarang.
Bersama surat ini aku ingin
sampaikan, walau jarak membentang luas. Walau raga terpisah jauh. Tapi aku
yakin kidung-kidung doa dan cinta ibu akan selalu ada untukku. Tapi ibu tak
perlu khawatir. Meskipun aku dekat dengan mbak Isyeh, tapi ibu yang paling
kucinta adalah dirimu. Satu-satunya, tak ada yang lain.
Aku tahu ibu pasti tersenyum.
Hehe…
Banyak hal yang sering mbak Isyeh
katakan, tapi satu hal yang paling kuingat ucapannya adalah “Neng, kasih ibu itu sepanjang masa… sejauh
apapun kau berusaha untuk membalas jasanya, kau belum tentu sanggup
menyamainya. Maka teruslah berbakti padanya, cintailah ia sepanjang hidupnya,
rawatlah ia dihari tuanya, hormatilah dirinya, dan doakanlah selalu kebaikan
untuk hidupnya. Karena demi hidupmu, ia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya.”
Gambar 2: Ilustrasi |
Bu, aku menangis saat menulis
bagian itu. Seandainya aku punya pintu kemana sajanya Doraemon, aku ingin
segera ada dihadapan ibu dan memeluk juga mencium pipi cantik ibu.
Oya bu, selain surat ini ada kain
batik dari Mbah Isyeh buat ibu tersayang. Juga ada satu kardus kecil bersampul
kertas coklat, didalamnya handphone. Itu untuk ibu pakai ya, nomernya sudah
aktif. Sudah rapih pokoknya. Jadi tinggal siap pakai. Hape ibu yang rusak itu
simpan saja ya. Sms adek jika sudah sampai. Supaya kita sering telpon-telponan
ya bu.
Aku mencintaimu, selalu.
Salam hangat sehangat pelukanmu,
Ananda.
NB: Surat diatas adalah surat kecil untuk ibu. Sebagai contoh untuk perantau yang ingin menyenangkan hati ibu. Selamat hari Ibu. Semoga Allah, selalu menjaga ibuku, ibumu dan seluruh ibu-ibu di dunia.💗💗
"Rabbigfirli waliwa lidayya warhamhuma kaama robbayaanii shogiira. Aamiin"
0 comments