Assalamua'alaikum sahabat-sahabat semua dimanapun
kalian berada. Apa kabar? semoga hari-harimu cerah, secerah sinar matahari di
siang hari, waww... hehe.
By the way, ada yang mungkin sedang patah hati? gundah? galau merana? iyeeuu... hari gini masih zaman galau-galauan, huft.. dari pada mikirin doi yang bikin hari-harimu gak karuan, yuuk mending putusin aja. Upss...
By the way, ada yang mungkin sedang patah hati? gundah? galau merana? iyeeuu... hari gini masih zaman galau-galauan, huft.. dari pada mikirin doi yang bikin hari-harimu gak karuan, yuuk mending putusin aja. Upss...
Bicara tentang putus, mungkin hal ini bisa diterima
dan juga tidak oleh sebagian "pasangan". Sebagian para korban berpendapat
bahwa pacaran sah-sah saja selama masih dalam jalur yang aman, memiliki nilai
positif dan tidak merugikan pihak manapun. Hey kamu? kata siapa kalo pacaran itu
jalur aman? kata siapa pacaran itu bernilai positif? hohoho.... yuk kita
diskusi lebih luas lagi supaya kita bisa berpikir dengan jernih. Mungkin bisa
sambil nge teh/ngopi juga, hehe..
Oke sekarang kita bicara lebih serius ya. Tapi sebelum kita berbincang lebih luas, alangkah
indahnya dan romantisnya jika kita baca dan renungkan firman Allah SWT seperti
pada ayat berikut: "Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS.
An-Nur: 30).
Dan di jelaskan juga pada ayat berikut, “Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.” (QS. Al-Isra`: 32). Maha Benar Allah SWT atas segala firman-Nya.
Dan di jelaskan juga pada ayat berikut, “Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.” (QS. Al-Isra`: 32). Maha Benar Allah SWT atas segala firman-Nya.
Nah sahabat-sahabat yang budiman, dalam Al-qur'an
telah dijelaskan bahwa kita dilarang untuk mendekati perbuatan zina, jangankan
berzina, mendekatinya saja tidak boleh. Lalu apakah pacaran termasuk salah satu
perbuatan yang mendekati zina atau bahkan zina itu sendiri? Chek this out.
Pacaran adalah sebuah hubungan yang tidak sah/ tidak
terikat oleh agama dan ini jelas dilarang oleh Allah SWT. Maksudnya? Jika
seorang lelaki dan perempuan memiliki hubungan lebih tanpa dasar ikatan
darah/agama, berdua-duaan tanpa mahram dari keduanya, nah ini dia ciri-cira
virus "pacaran". Perlu kita ketahui bahwa pacaran sebenarnya
melanggar norma hukum, norma agama, dan norma sosial.
Bagaimana tidak, bahkan banyaknya kasus kejahatan justru dimulai dari virus bernama “pacaran” ini. Sebagai contoh, seorang pemuda rela membunuh pacarnya sendiri akibat sang pacar menuntut untuk segera dinikahi karena malu ketahuan hamil sebelum menikah. Di lain kasus ada juga, seorang lelaki ketahuan tertangkap basah mencuri mobil demi memenuhi keinginan sang kekasih untuk memiliki mobil mewah.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari kerap ditemukan seorang pemuda/pemudi berani melawan orang tuanya demi cintanya kepada sang pacar. Naudzubillahi min dzalik, ko bisa sampe segitunya ya? Katanya atas nama cinta, eh ko ujung-ujungnya dia menistakan kehormatan sang kekasihnya. Katanya sayang, ko sampai hati merampas harta orang lain dengan alih demi cinta kepada pujaan hati. Jangan gitu dong, cinta itu fitrah (suci), jangan kamu buat jadi fitnah ya sob. Perlu kita sadari, bahwa pihak yang paling dirugikan dari virus bernama pacaran ini adalah kaum hawa. Tak bisa dipungkiri, tapi begitu kebenarannya. Well, sebelum kamu menyesal lebih dalam lagi yuk jauhi pacaran dari detik ini. Bagaimanapun, pacaran tidak dibenarkan di mata agama apalagi di hadapan Allah SWT, Dzat yang Maha Segalanya.
Bagaimana tidak, bahkan banyaknya kasus kejahatan justru dimulai dari virus bernama “pacaran” ini. Sebagai contoh, seorang pemuda rela membunuh pacarnya sendiri akibat sang pacar menuntut untuk segera dinikahi karena malu ketahuan hamil sebelum menikah. Di lain kasus ada juga, seorang lelaki ketahuan tertangkap basah mencuri mobil demi memenuhi keinginan sang kekasih untuk memiliki mobil mewah.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari kerap ditemukan seorang pemuda/pemudi berani melawan orang tuanya demi cintanya kepada sang pacar. Naudzubillahi min dzalik, ko bisa sampe segitunya ya? Katanya atas nama cinta, eh ko ujung-ujungnya dia menistakan kehormatan sang kekasihnya. Katanya sayang, ko sampai hati merampas harta orang lain dengan alih demi cinta kepada pujaan hati. Jangan gitu dong, cinta itu fitrah (suci), jangan kamu buat jadi fitnah ya sob. Perlu kita sadari, bahwa pihak yang paling dirugikan dari virus bernama pacaran ini adalah kaum hawa. Tak bisa dipungkiri, tapi begitu kebenarannya. Well, sebelum kamu menyesal lebih dalam lagi yuk jauhi pacaran dari detik ini. Bagaimanapun, pacaran tidak dibenarkan di mata agama apalagi di hadapan Allah SWT, Dzat yang Maha Segalanya.
Sebuah hadist dari Abu Hurairah RA berkata bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya: "Kedua mata itu bisa
melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa)
melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat
kelamin." (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah). Dan dalam hadist lain disebutkan "Setiap
Bani Adam mempunyai bagian dari zina, maka kedua matapun berzina, dan zinanya
adalah melalui penglihatan. Dan kedua tangan berzina, zinanya adalah menyentuh.
Kedua kaki berzina, zinanya adalah melangkah menuju perzinaan. Mulut berzina,
zinanya adalah mencium. Hati dengan berkeinginan dan berangan-angan. Dan
kemaluanlah yang membenarkannya atau menggagalkannya." (HR. Bukhari).
Sekarang mari sama-sama kita buka mata dan hati kita.
Benarkah orang-orang yang melakukan pacaran biasanya bergandengan tangan?
berdua-duaan tanpa didampingi mahram? bercumbu? atau bahkan lebih dari itu?
Lalu bukankah berpacaran dengan bergandengan tangan sama saja seperti berzina
dengan tangan? Bercumbu/berciuman, bukankan sama saja seperti berzina dengan
mulut? Berjalan berdua-duaan (tentunya tanpa didampingi mahram) menuju
tempat-tempat tertentu, bukankah berarti sama halnya dengan zina kaki. Jadi
sama saja dong pacaran dengan zina? Yap betul.
Bahkan Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya dunia
itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan
kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa
Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia
dan wanita, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaum
wanita.” (HR. Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu). Dan
dalam hadist lain juga disebutkan,“Jangan sekali-kali salah seorang kalian
berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram.” (Muttafaq ‘alaih, dari
Ibnu‘Abbas.R.A).
Fenomena pacaran ini mungkin sudah tak asing lagi
ditelinga kita, karena korbannya adalah anak-anak, muda-mudi di berbagai
dunia. Atau bahkan mungkin yang melakukan perbuatan itu adalah teman, tetangga,
kerabat, saudara atau bahkan diri sendiri. Naudzubillahi min dzalik.
Entah alasan tren, fenomena, budaya atau hal-hal yang dianggap lumrah sehingga virus bernama "pacaran" ini kian merebak. Padahal jika kita telusuri, pacaran sama sekali tidak memberi manfaaat sama sekali, dia hanya merusak dan menghancurkan. Jika memang seseorang mencintai orang lain, hal yang sepantasnya dilakukannya adalah memuliakan kehormatannya, menjaga dirinya dari fitnah dan godaan syaitan dan solusinya adalah menikah. Tentunya dengan menikah maka seseorang berarti menjaga diri dan kehormatannya, ditambah lagi segalanya menjadi nilai ibadah dan pastinya akan terhindar dari fitnah.
Entah alasan tren, fenomena, budaya atau hal-hal yang dianggap lumrah sehingga virus bernama "pacaran" ini kian merebak. Padahal jika kita telusuri, pacaran sama sekali tidak memberi manfaaat sama sekali, dia hanya merusak dan menghancurkan. Jika memang seseorang mencintai orang lain, hal yang sepantasnya dilakukannya adalah memuliakan kehormatannya, menjaga dirinya dari fitnah dan godaan syaitan dan solusinya adalah menikah. Tentunya dengan menikah maka seseorang berarti menjaga diri dan kehormatannya, ditambah lagi segalanya menjadi nilai ibadah dan pastinya akan terhindar dari fitnah.
So, buat kamu yang mungkin memang sudah siap menikah dan
ingin menjaga diri dari perbuatan keji seperti pacaran maka menikahlah, ini
lebih baik dari pada kamu berlama-lama pacaran (berhubungan tanpa ikatan yang
sah).
Dan buat teman-teman yang belum mampu dan belum siap lahir batin untuk menikah maka berpuasalah. Karena puasa adalah perisai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Wahai sekalian para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah penjaga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan buat teman-teman yang belum mampu dan belum siap lahir batin untuk menikah maka berpuasalah. Karena puasa adalah perisai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Wahai sekalian para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah penjaga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah tunggu apalagi sob, ayoo jauhi virus
yang bernama pacaran. Ingat Allah SWT telah menyebutkan larangannya dalam
Al-qur'an dan Rasulullah SAW pun telah bersabda untuk meninggalkan hal tidak
baik tersebut. Jadi, jangan tutup mata dan kuping ya, pura-pura gak tau kalo
pacaran itu haram. Jangan pas udah sakit hati karena doi, baru deh ngadu ke
DIA.
NO NO NO..... Say NO to PACARAN!
Tunggu apalagi putuskan pacarmu.
NO NO NO..... Say NO to PACARAN!
Tunggu apalagi putuskan pacarmu.
Pacaran?? Nggak lah yau....
Wallahu'alam.
Wassalamua’alaikum
0 comments